Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Ringkasan Daurah Bersama Habib Umar bin Hafidz (sesi kedua)

- Duduk bersama dalam hidangan khamr, maka tidak boleh walaupun dengan tujuan dakwah dan tidak akan menjadi sebab petunjuk kepada manusia. Begitu juga bersalaman dengan perempuan yg bukan mahram. - Pergi kepada pelaku kemungkaran saat tidak bersama dengan perkara mungkar, diperbolehkan sebagaimana kisah Nabi Musa diutus kepada firaun. - Inilah timbangan. Tidak ekstrim dan tidak sembrono. - Cara menghadapi faham atheisme: husnuttabayyun (pemahaman yang benar) terhadap nas-nas agama dan husnuttabyin (penyampaian yang baik) kepada masyarakat. - Klaim orang atheis: sesuatu yang terlihat itu ada dan yang tidak terlihat itu tidak ada. Cara menjawabnya: otak orang atheis tidak terlihat, berarti tidak ada. -Proses pemilihan demokrasi adalah produk luar. Yang sering menyebabkan perpecahan di kalangan umat Islam. Sedangkan dalam ajaran Islam, maka mengikuti ketentuan orang-orang yang mempunyai pandangan yang bijak, berpengalaman.  - Dan jika kalian akan memilih, maka pilihlah orang yang taku...

*Banjir Darah Santri dan Kiai*

*Banjir Darah Santri dan Kiai* “Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati,” inilah yel-yel yang diteriakkan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun pada tahun 1948. “Mereka (PKI) menggunakan kekuatan mereka untuk melenyapkan bukan saja para pejabat pemerintah pusat, tapi juga penduduk biasa yang merasa dendam. Mereka itu terutama ulama-ulama tradisionalis, santri dan lain-lain yang dikenal karena kesalihan mereka kepada Islam. Mereka ini ditembak, dibakar sampai mati, atau dicincang-cincang, kadang-kadang ketiga-tiganya sekaligus. Masjid dan madrasah dibakar, rumah-rumah pemeluknya dirampok dan dirusak,” ujar Robert Jay, seorang Antropolog Amerika.  “Ulama-ulama dan santri-santri mereka dikunci di dalam madrasah, lalu madrasah-madrasah itu dibakar. Mereka itu tidak berbuat apa-apa, orang-orang tua yang sudah ubanan, orang-orang dan anak-anak laki-laki yang baik. Hanya karena mereka itu muslim saja. Orang dibawa ke alun-alun kota, di depan masjid, kemudian kepala mereka dipancung. Par...