Nasehat KH Habib Ahmad

Nasehat KH Habib Ahmad
QS At-Thur 21

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ

Saat menutup pengajian kilatan Ramadan di Pesantren Tebuireng, KH Habib Ahmad pernah berpesan, "Santri selama di rumah jagalah tiga hal," tuturnya.

Sebab orang tua, seringkali menilai mondok anaknya berhasil atau tidak, dari tiga hal ini.

Pertama, jamaah salat lima waktu. "Selama di rumah, tetaplah rutin jamaah salat lima waktu seperti di pondok," pesannya.

Di pondok, santri biasa diubrak, digugah dan dibangunkan untuk salat jamaah. Malah ada pondok yang memberikan hukuman pada santri yang tidak jamaah. Sehingga selama di pondok, santri pasti salat jamaah.

Mestinya ketika di rumah, dia tinggal melanjutkan kebiasaan itu. 

Santri yang ketika di rumah rajin jamaah, pasti orang tuanya senang. "Alhamdulillah anakku di rumah rajin jamaah. Pasti di pondok juga begitu."

Kedua, baca Alquran. "Selama di rumah, biasakan baca Alquran," pesan Habib Ahmad. Di pondok, santri dibiasakan baca Alquran. Malah banyak yang menghafalkan Quran. Di rumah, mestinya juga tetap rajin baca Quran.

Kalau di rumah santri sregep baca Quran, orang tua pasti senang. 

"Alhamdulillah anakku di rumah rajin baca Quran. Pasti di pondok dia juga rajin baca Quran."

Malah ada orang tua yang mendengar anaknya baca Quran saja sudah bahagia. "Alhamdulillah anakku rajin baca Quran. Nanti kalau aku mati pasti juga dikirimi bacaan Quran."

Maka tidak heran, ketika wafat, pengasuh PP Darul Ulum Rejoso, KH Dimyati Romly, minta dimakamkan di komplek pondok KH Afifuddin Dimyati (Gus Awis). Karena Gus Awis hafal Quran. Dan di situ para santri setiap hari menghafalkan Quran.

Ketiga, manut orang tua. "Selama di rumah, santri harus manut dan taat orang tua," pesannya.

Sebab yang diajarkan di pesantren adalah akhlak. Dan termasuk akhlak yang mulia adalah manut dan berbakti pada orang tua.

Kalau selama di rumah santri tidak taat orang tua, pasti wong tuwo nggremeng. "Arek diwulang opo nang pondok kok sampai gak manut wong tuwo."

Di pondok, santri diajari dan dibiasakan hormat, taat, manut dan ngabdi pada guru.

Mestinya di rumah, santri makin hormat, taat dan tawadlu pada orang tua. Sehingga orang tua senang. "Alhamdulillah anakku sejak mondok, nambah manut marang wong tuwo."

Sejak mendengar nasehat Habib Ahmad itu, saya selalu berupaya mempraktekkan. Setiap pulang ke rumah orang tua, pasti saya salat jamaah bersama orang tua.

Masio mulih diluk, juga selalu saya sempatkan baca Alquran. 

Ya Allah, ilmu yang disampaikan Habib Ahmad telah saya amalkan. Mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah beliau.

Di Taklimul Mutaalim ada dawuh, "Ilmu yang bermanfaat akan menemani di kuburan dalam bentuk perempuan yang sangat cantik rupawan sehingga di kuburan serasa berbulan madu.

Ya Allah, jadikanlah kubur Habib Ahmad termasuk kategori niku.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu waj'al jannata maswahu. Aaamiin.
(rjf)

Komentar

Postingan Terpopuler

Minuman Sakanjabin ‎(سكنجبين) & ‏Makanan Kasykab ‎(كشكاب) ‏Khas ‎Persia

Keyakinan Dan Kuatnya Kemauan Adalah Jalan Menuju Sukses - diTerjemahkan Oleh: Abdussalam Masykur, Lc. MA

الدعوة باللسان والدعوة بالحال أو بالقدرة ‏

Komplek Tanpa Pompa Angin

Masa-Masa Kepemimpinan Islam

BEDAH KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA'ALLIM

KELUAR TANPA PAMIT

DAUD ATH-THA'I

Sowan ke KH.Syansuri Badawi

PIAGAM TEBUIRENG