Sebutir Nasi yang Membuat Habib Luthfi Terdiam
📓Sebutir Nasi yang Membuat Habib Luthfi Terdiam
.
Dalam perjalanan mencari ilmu, Habib Lutfi berjumpa seorang Kiai Sepuh yang akhlaknya luar biasa
.
"Kenapa harus diambil, Yai. Kan cuma nasi sebutir," ujar Habib muda
.
"Lho, jangan dilihat sebutir nasinya, Yik. Apa kamu bisa bikin nasi sebutir ini, bahkan seper seribu menir saja?"
.
Kiai sepuh melanjutkan, "Ketahuilah, Yik. Pada saat kita makan nasi, sesungguhnya Gusti Allah telah menyatukan banyak sekali peran. Mulai dari mencangkul, menggaru, meluku, menanam benih, memupuk, menjaga hama hingga memanen ada jasa banyak sekali orang. Kemudian mengolah gabah menjadi beras, dari beras menjadi nasi juga banyak sekali peran hamba Gusti Allah di sana."
.
"Ketika ada satu butir nasi, atau menir sekalipun yang jatuh, ambillah. Jangan mentang-mentang kita masih banyak cadangan nasi. Itu bentuk dari takabur, dan Gusti Allah tidak suka dengan manusia yang takabur. Selama jatuh tak kotor dan tak membawa mudlorot bagi kesehatan kita, ambillah, satukanlah dengan nasi lainnya, sebagai bagian dari syukur kita"
.
Romo Habib muda pun menyimak lebih dalam. "Karena itulah ketika akan makan, diajarkan doa: Allahumma bariklana (Ya Allah semoga Engkau memberkati Kami). Bukan Allahumma barikli (Ya Allah semoga Engkau memberkatiku), walaupun sedang makan sendirian."
.
"Lana itu maknanya untuk semuanya, mulai petani, pedagang, pengangkut, pemasak hingga penyaji semuanya termaktub dalam doa tersebut. Jadi doa itu, merupakan ucapan syukur serta mendoakan semua orang yg berperan dalam kehadiran nasi yg kita makan."
.
"Dan satu lagi, mengapa wong makan kok ada doa: waqina ‘adzaban nar (jagalah kami dari siksa neraka). Apa hubungan, makan kok dengan neraka? Kan gak nyambung."
.
"Inggih Yai. Kok bisa ya?" tanya Habib Luthfi
.
"Begini, Yik. Kita makan ini hanya wasilah. Yg memberi kenyang itu Gusti Allah. Kalau kita makan dan menganggap bahwa yg mengenyangkan kita adalah makanan yg kita makan, maka takutlah, itu akan menjatuhkan kita dalam kemusyrikan. Dosa terbesar bagi orang beriman."
.
Komentar
Posting Komentar
Jagalah Ketikanmu Dengan Menulis Secara Bijaksana!!